Selasa, 05 Mei 2015

A.           Pengertian Tauhid
Menurut bahasa kata tauhid berasal dari bahasa arab tauhid bentuk masdar (infinitif) dari kata wahhada, yang artinya al-I’tiqaadu biwahdaniyyah (keyakinan atas keesaan Allah). Sedangkan pengertian secara istilah tauhid ialah meyakini bahwa Allah Swt itu Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya.Kesaksian ini dirumuskan dalam kalimat syahadat.Laa ilaha illa Allah (tidak ada tuhan selain Allah).
علم التوحيد هو علم لإثبات العقائد الدينية بالأدلة اليقنية. وفائدته معرفة الله خالق هذا العالم مع صفاته الكاملة, ومعرفة رسله الكرام مع صفاتهم الفاضلة والفوز بالسعادة الدنيوية الأخروية.
Tauhid artinya mengesakan Allah.Allah Esa berarti satu.Allah tidak boleh dihitung dengan satu, dua, atau seterusnya.Karena kepada-Nya tidak layak dikaitkan dengan bilangan.Beberapa ayat al-Qur’an telah dengan jelas mengatakan keesaan Allah. Diantaranya surah al-Ikhlas ayat 1-4 sebagai berikut:

Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
(Q.S.al-Ikhlas :1-4).

Dari ayat diatas dapat ditangkap penjelasan bahwa Allah itu Maha Esa.Keesaan Allah Swt. Itu menurut M. Quraish Shihab mencakup keesaan Zat, keesaan Sifat, keesaan Perbuatan, serta keesaan dalam beribadah kepada-Nya.
Keesaan Zat mengandung pengertian bahwa seseorang harus percaya bahwa Allah Swt, tidak terdiri dari unsur-unsur atau bagian-bagian.Karena, bila Zat Yang Maha Kuasa itu terdiri dari dua unsur atau lebih, betapapun kecilnya atau bagian itu, atau dengan kata lain, unsur atau bagian ini merupakan syarat bagi wujud-Nya.
Adapun keesaan dalam sifat-Nya, mengandung pengertian bahwa Allah memiliki sifat yang tidak sama dalam subtansi dan kapasitasnya dengan sifat makhluk, walaupun dalam segi bahasa kata yang digunakan untuk menunjuk sifat tersebut sama. Sebagai contoh, kata rahim merupakan sifat bagi Allah, tetapi juga digunakan untuk menunjuk rahmat atau kasih sayang makhluk.Namun subtansi dan kapasitas rahmat dan kasih sayang Allah berbeda dengan makhluk-Nya.Allah Esa dalam sifat-Nya, sehingga tidak ada yang menyamai subtansi dan kapasitas tersebut.
Keesaan dalam perbuatan-Nya mengandung arti bahwa segala sesuatu yang ada di alam raya ini, baik sistem kerjanya maupun sebab dan wujudnya, semuanya adalah hasil perbuatan Allah semata.
Sedangkan keesaan dalam beribadah merupakan perwujudan dari ketiga keesaan di atas
Katakanlah: “sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semuanya karena Allah, pemelihara seluruh alam”. (Q.S. al-An’am:62).

Dari sini dapat disimpulkan bahwa segala bentuk peribadatan harus ditujukan hanya kepada Allah semata.Hanya Allah yang wajib disembah.Tidak boleh peribadatan itu ditujukan selain Allah Swt.
Keesaan Allah Swt, sangat penting ditanamkan dalam hati setiap orang yang mengimani adanya Allah Swt. Oleh karena itu, untuk mendukung ketercapaian keimanan tersebut harus di dukung dengan pemahaman mengenai ilmu tauhid dan cabang-cabang lain dari ilmu tauhid. Dengan pemahaman yang seperti ini, diharapkan memudahkan seseorang untuk bertauhid yang benar.
Kemudian untuk melengkapi pemahaman tentang pengertian tauhid tersebut, berikut ini dijelaskan tentang hal-hal lain yang berkaitan dengan penjelasan diatas. Ilmu tauhid adalah yang membahas tentang Allah Swt. Sifat-sifat yang wajib pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan sifat-sifat yang sama sekali harus ditiadakan daripada-Nya, serta tentang rasul-rasul Allah Swt. Untuk menetapkan kerasulan mereka hal-hal yang wajib ada pada diri mereka, hal-hal yang boleh (dinisbahkan) kepada mereka dan hal-hal terlarang mengaitkannya kepada mereka.

B.            Nama-nama Ilmu Tauhid
Ilmu tauhid memiliki beberapa sebutan lain seperti berikut:
1.      Ilmu ushuluddin
Kata ushuluddin terdiri dari dua kata yaitu usul yang berarti pokok atau pangkal, dan din yang berarti agama.Jadi ilmu ushuluddin adalah ilmu tentang pokok-pokok agama.Ilmu tauhid juga sering disebut juga dengan ilmu ushuluddin (pokok-pokok atau dasar-dasar agama) karena ilmu itu menguraikan pokok-pokok atau dasar-dasar agama.
2.      Ilmu Aqaid
Ilmu tauhid juga sering disebut ilmu aqaid (keyakinan), karena ilmu tersebut membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan keyakinan.
3.      Ilmu Kalam
Kata kalam berarti perkataan atau kata-kata yang tersusun yang menunjukan suatu maksud pengertian.Kata kalam kemudian dipakai untuk menunjukan salah satu sifat Allah yaitu berkata-kata.Jadi ilmu kalam adalah ilmu tentang kalam Allah.
Ilmu tauhid juga sering disebut dengan ilmu kalam. Penamaan ilmu kalam berdasarkan pada beberapa alasan, antara lain:
a)      Problem-problem yang diperselisihkan umat islam pada masa-masa awal dalam ilmu ini adalah masalah kalam Allag Swt. Yaitu al-Qur’an, apakah ia makhluk dalam arti diciptakan ataukah ia qadim dalam arti abadi dan tidak diciptakan.
b)      Dasar dalam membahas masalah-masalah ke Tuhanan tidak lepas dari dalil-dalil aqli yang dijadikan sebagai argumentasi yang kuat sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika (mantiq) yang penyajiannya melalui permainan (katakata) yang tepat dan jitu.
c)      Karena cara pembuktian kepercayaan-kepercayaan agama menyerupai logika dan filsafat, maka pembuktian dalam soal-soal agama ini dinamai ilmu kalam untuk membedakan dengan logika dan filsafat.
4.      Ilmu Ilahiyah
Ilmu tauhid juga dikenal dengan sebutan ilmu ilahiyah, karena yang menjadi obyek utama ilmu ini pada dasarnya adalah masalah ketuhanan.Ilmu tauhid juga kadang disebut dengan teologi.Teologi adalah ilmu tentang tuhan atau ilmu ketuhanan. Kata teologi berasal dari dua kata yaitu theo yang artinya Tuhan, dan logos artinya ilmu. Tetapi apabila kata teologi dipakai untuk membicarakan tentang Tuhan dalam Islam, sehingga menjadi teologi islam. Sebab kata itu juga bisa dipakai untuk membicarakan Tuhan menurut agama-agama yang lain, seperti teologi Kristen, teologi Hindu, dan sebagainya. Ini semua dimaksudkan untuk menghindari kesalahfahaman.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa istilah teologi islam, ilmu kalam, dan ilmu tauhid memiliki kesamaan pengertian, yaitu disekitar masalah-masalah sebagai berikut:
a)      Kepercayaan tentang Tuhan dengan segala seginya, yang berarti termasuk didalamnya soal-soal wujud-Nya, keesaan-Nya, sifat-sifat-Nya dan sebagainya.
b)      Pertalian-Nya dengan alam semesta, yang berarti termasuk didalamnya persoalan terjadinya alam, keadilan dan kebijaksanaan Tuhan, serta Qada dan Qodar. Pengutusan rasul-rasul jiga termasuk di dalam persoalan petalian manusia dengan Tuhan, yang meliputi juga soal penerimaan wahyu dan berita-berita alam ghaib atau akhirat.
5.      Ilmu Ma’rifat
Ilmu pengetahuan. Karena dengan ilmu ini, dapat mengetahui benar-benar akan Tuhan Allah dengan segala sifat-sifatnya, dan dengan keyakinan yang teguh.
6.      Ilmu Hakekat
Ilmu sejati. Karena ilmu ini menjelaskan hakekat (kesejatian) segala sesuatu, sehingga dapat meyakini akan kepercayaan yang benar (hakiki).

C.      Ruang Lingkup Tauhid
okok-pokok pembahsan yang menjadi ruang lingkup ilmu tauhid meliputi tiga hal sebagai berikut:
1.      Ma’rifat al-mabda’ yaitu mempercayai dengan penuh keyakinan tentang penciptaan alam yaitu Allah Swt. Hal ini sering diartikan dengan wujud yang sempurna, wujud mutlak atau wajibul wujud.
2.      Ma’rifat al-watsiqah yaitu mempercayai dengan penuh keyakinan tentang para utusan Allah Swt. Yang menjadi utusan dan perantara Allah Swt. Dengan umat manusia untuk menyampaikan ajaran-ajaran-Nya. Tentang kitab-kitab Allah yang dibawa oleh para utusan-Nya dan tentang para malaikat-Nya.
3.      Ma’rifat al-ma’ad yaitu mempercayai dengan penuh keyakinan akan adanya kehidupan abadi setelah mati di alam akhirat dengan segala hal ihwal yang ada didalamnya.

D.      Macam-Macam Tauhid
Berdasarkan jenis dan sifat keyakinan tauhid, para ulama membagi ilmu tauhid dalam empat bagian, yaitu:
التوحيد هو اعتقاد تفرد الله تعالي بالربية و الألهية وما له الأسماء و الصفات
1.      Tauhid yang berhubungan dengan ke Tuhanan yaitu mempercayai bahwa hanya kepada Allah-lah kita harus bertuhan, beribadah, memohon pertolongan, tunduk, patuh dan merendah serta tidak kepada yang lain. Tauhid ini mengandung makna bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Semua amal ibadah harus disandarkan kepada-Nya.
uqèdŽysø9$#Iwtm»s9Î)žwÎ)uqèdçnqãã÷Š$$sùtûüÅÁÎ=øƒèCã&s!šúïÏe$!$#3ßôJptø:$#¬!Éb>utûüÏJn=»yèø9$#ÇÏÎÈ
“Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia, maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam”. (Q.S.al-mukmin:65).

2.      Tauhid yang berhubungan denga sifat Allah yang Maha Memelihara yaitu mempercayai bahwa Allah Swt.adalah satu-satunya pencipta, pemelihara penguasa dan pengatur alam semesta ini. Tauhid ini juga mengandung pengertian keyakinan atas keesaan Allah dalam penciptaan alam. Allah adalah al-Khaliq. Hanya Allah pencipta dan penguasa alam semesta.
“Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, pencipta yang palig baik”. (Q.S.al-Mukmin:14).

3.      Tauhid yang berhubungan dengan kesempurnaan sifat Allah adalah mempercayai hanya Allah Swt. Yang memiliki segala sifat kesempurnaan dan terlepas dari sifat tercela atau segala kekurangan.
“Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohongi (dengan mengatakan): bahwasannya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan, tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan”.(Q.S.al-An’am).

4.      Tauhid yang berhubungan dengan kekuasaan Allah yaitu mempercayai bahwa Allah Swt sebagai satu-satunya Zat yang menguasai alam semesta, tidak ada lagi zat lain yang turut serta dalam kekuasaan-Nya. Tidak ada sekutu atas kekuasaan Allah di jagat raya ini. Allah adalah al-Malik, Maha Rajadiatas raja-raja di dunia.

“Katakanlah: wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, engkau berikan kerajaan kepada mereka orang yang engkau kehendaki dan engkau cabut kerajaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang engkau kehendaki dan engkau hinakan orang yang engkau kehendaki, di tangan engkaulah segala kebajikan.Sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Q.S.ali-Imran: 26).



E.       Prilaku Yang Menggambarkan Orang Yang Bertauhid
Dalam  hadits  shahih  Ibnu  Abbas   meriwayatkan:  “Suatu  hari  saya  berada  di belakang Nabi  ketika beliau berkata kepadaku: “Hai anak muda, aku ajarkan beberapa kepadamu: jagalah Allah niscaya engkau dapatkan  Allah  di  depanmu,  jika  engkau  minta  mintalah  kepada  Allah,  jika engkau  minta  tolong  mintalah  pertolongan  kepada  Allah.  Dan  ketahuilah  jika seluruh umat sepakat untuk memberimu manfaat dengan sesuatu, maka mereka tidak  dapat  memberimu  manfaat  dengan  sesuatu  tersebut  kecuali  yang  telah   ditetapkan Allah untukmu. Jika mereka sepakat untuk mudharat dengan sesuatu, maka   mereka   tidak   dapat   mudharat   dengan   sesuatu   kecuali   yang   telah .”
Dari Hadis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prilaku orang yang bertauhid yaitu : tidak akan berdoa kecuali kepada Allah, tidak akan memohon pertolongan kecuali kepada Allah.
KH.Abdullah Gymnastiar mengutarakan dalam sebuah tausiyahnya tentang  beberapa ciri-ciri orang bertauhid, di antaranya adalah :
1.      Ikhlas, yaitu melakukan sesuatu hanya bertujuan untuk mencari keridhaan Allah semata, tidak bertujuan selain hanya ke Allah Swt.
2.      Tidak iri dan dengki, maksudnya orang yang bertauhid tidak akan mendengki terhadap orang lain yang memperoleh nikmat dari Allah, karena dia mengetahui Allah Maha Bijaksana dan Adil dalam membagikan rezki, Allah Maha Menentukan setiap takdir dan kejadian, sehingga tidak perlu merasa iri atau dengki kepada orang yang telah ditakdirkan memperoleh nikmat-Nya.
3.       Tidak banyak mengeluh, orang yang bertauhid tidak akan suka mengeluh, karena mengetahui setiap peristiwa dan episode hidup adalah atas izin Allah Swt. Jika dia mendapat masalah, dia akan segera mengoreksi diri dan mengevaluasi tauhidnya, apakah selama ini ada yang kurang tepat, sehingga tanpa disadari telah bermaksiat terhadap Allah. Setelah itu dia memperbaiki dirinya.
4.      Tidak licik, artinya orang yang bertauhid pasti tidak akan melakukan hal-hal yang licik dalam kegiatan apapun, karena dia menyakini bahwa Allah pasti akan membalas perbuatan sekecil apapun serta Allah lah yang membolak-balik hati dan mengetahui setiap apa saja yang terlintas dalam hati.
Allah berfirman dalam Al-Qur’anul Karim, “Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hatikarena takut akan (adzab) Rabb mereka, dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Rabbmereka, dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Rabb mereka (sesuatu apapun),dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karenamereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segeramemperolehnya.“ (Al-Mu’minun:57-61)
Ayat-ayat di atas menyebutkan kriteria orang-orang yang beriman dan bertauhid dengan baik, antara lain :
1.         Bertauhid karena takut kepada Allah SAW
Tentang firman Allah, sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (adzab) Rabb, maka mereka Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Mereka berbuat baik dan beramal shalih karena takut terhadap Rabb mereka dan khawatir ditimpa oleh sesuatu yang mereka tidak inginkan. Inilah kondisi seorang mukmin, berbuat kebaikan karena takut kepada Allah dan khawatir tidak memperoleh apa yang mereka inginkan”.Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah menyatakan, “Seorang mu’min mengumpulkan antara perbuatan baik dan rasa takut kepada Allah.Sedangkan seorang munafik mengumpulkan antara perbuatan jelek dan rasa aman dari siksa Allah.”


2.         Bertauhid Karena Keimanannya Yang Tinggi
Tentang firman Allah, “Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Rabb mereka”Perlu diketahui bahwa beriman dengan ayat-ayat Allah mencakup dua hal:
·                       Beriman dengan ayat Allah Al-Kauniyyah, maksudnya beriman bahwa segala yang terjadidi alam ini dengan taqdir dan ketentuan Allah.
·                       Beriman dengan ayat Asy-Syariyyah, maksudnya beriman kepada syariat yang Allah turunkan melalui Nabi Muhammad SAW. Ayat Allah Asy-Syariyyah mengandung tiga hal:
a.               Perintah Allah yang disyariatkan. Ini adalah perkara yang dicintai Allah. 
b.              Larangan Allah yang disyari’atkan. Ini adalah perkara yang dibenci Allah
c.               Kabar yang diberitakan oleh Allah dalam syari’at-Nya. Kabar ini adalah benar dan tidak mungkin dusta sebab datangnya dari sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
3.         Bertauhid Karena Ingin Memurnikan Ibadahnya
Tentang firman Allah, “Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Rabbmereka (sesuatu apapun)”.Perlu diketahui bahwa tidak berbuat syirik yang dimaksud dalam ayatini adalah makna yang menyeluruh dan mencakup semua jenisnya. Artinya tidak berbuat syirik  besar maupun kecil, baik yang jelas atau tersembunyi. Ini adalah sifat seorang yang merealisasikantauhid secara sempurna.Jika dinyatakan “tidak berbuat syirik” sedikit pun, berarti terlepas puladari perbuatan bid’ah dan maksiat.Sebab berbuat bid’ah dan maksiat merupakan realisasimenjadikan hawa nafsu sebagai sesembahan selain Allah.Inilah yang disebut dengan syirik.

F.                 Bahaya Tidak Bertauhid
             Keimanan yang kuat akan memberikan hikmah dan manfaat yang besar. Sebaliknya, sikap tidak bertauhid akan mendatang hal-hal negatif, diantaranya:
1.                  Orang yang tidak bertauhid tidak akan mempunyai rasa optimisme dan penghargaan dalam hidup, karena tidak ada dalam benaknya keyakinan akan adanya kehidupan setetlah mati.
2.                  Orang yang tidak bertauhid akan berpandangan sempit. Tidak ada dorongan di dalam hatinya untuk melakukan penelitian dan renungan tentnag rahasia di balik kekuasaan Allah. Karena ia tidak percaya terhadap Allah.
3.                  Orang yang tidak bertauhid akan mudah tertipu oleh hal-hal yang bersifat keduniawian. Prinsip hidup seperti ini yang penting senang, tidak peduli apakah hal ini benar atau salah.
4.                  Orang yang bertauhid akan tertutup hatinya. Jiwanya mengalami disfungsi. Pesan-pesan Allah tidak akan mampu tertangkap meskipun Allah begitu dekat.
5.                  Orang yang tidak bertauhid akan selalu diliputi demgan kegelisahan dan kesengsaraan jiwa. Meskipun tampaknya senang, itu hanyalah tipuan setan dan sifatnya hanyalah sementara.
6.                  Orang yang tidak bertauhid akan masuk neraka, karena ia akan terjebak pada praktik kemusyrikan dan kemusyrikan adalah dosa yang tidak akan diampuni.

G.      Hikmah dan manfaat orang bertauhid
Orang yang bertauhid akan memiliki hikmah yang besar , antara lain:
1.      Tauhid yang kuat akan menumbuhkan sikap kesungguhan, pengharapan dan optimisme didalam hidup ini. Sebab orang yang bertauhid meyakini bahwa kehidupan di dunia adalah ladang akhirat.
2.      Orang yang bertauhid jika suatu saat dikaruniai harta, maka ia akan bersyukur dan menggunakan hartanya itu di jalan allah. Sebab dia yakin bahwa harta dan segala yang ada adalah milik Allah.
3.      Dengan bertauhid akan mendidik akal manusia supaya berpandangan luas dan mau mengandakan penelitian tentang alam. Al-qu’an telah memerintahkan kepada kita supaya memperhatikan penciptaan langit, bumi,dan segala isinya.
4.      Orang yang bertauhid akan merendah diri dan tidak akan tertipu oleh hawa nafsu yang ada pada dirinya. Minsalnya,  jika dia tertipu oleh hawa nafsu , maka ia menggingat bahwa Allah maha kaya.
5.      dengan mentauhidkan allah, kita akan menjauhkan diri dari angan-angan kosong. Semua amal perbuatan manusia akan di hisab dan di bahas oleh Allah.
6.      Dengan bertauhid yang benar,dia akan diliputi ketenangan dan pengharapan. Ia akan merasa tenang setelah mengetahui bahwa Allah dekat, mengabulkan permohonan, menerima taubat, dan menolong orang yang teraniaya.

7.      Orang yang menjaga tauhidnya akan menjamin seorang masuk surga, tempat yang penuh dengan kenikmatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar